JAKARTA
- Obesitas global terus meningkat, juga di Indonesia. Survei Imperial
London College yang diterbitkan di jurnal The Lancet menyatakan, jumlah
orang dewasa yang obesitas telah melebihi jumlah orang yang kekurangan
berat badan.
Mereka membandingkan angka body mass index
(BMI) pada hampir 20 juta orang dewasa pria dan wanita tahun 1975-2014.
Ternyata obesitas meningkat 3 kali lipat pada pria, meningkat 1 kali
lipat pada wanita. Laporan tersebut mengatakan, dunia telah dilanda
tahap “epidemi obesitas yang parah” sehingga pemerintah negara-negara di
dunia perlu mengambil tindakan.
Pasien obesitas
menghadapi risiko kesehatan berbahaya, juga memerlukan biaya besar untuk
merawat kesehatan. Menurut ahli kesehatan Inggris, untuk mengatasi
masalah obesitas, tidak ada jalan pintas. Perlu dukungan pemerintah,
industri dan upaya bersama masyarakat.
Jika BMI
seseorang melebihi angka 27, sudah memasuki batas obesitas. BMI melebihi
angka 40, didefinisikan sebagai obesitas morbid. Jika BMI melebihi
angka 50, disebut sebagai super obesitas. Apa pun jenis obesitasnya,
menimbulkan masalah pada jiwa dan raga pasien obesitas. Obesitas dapat
dengan mudah bertambah, tetapi sulit kurus. Pasien obesitas morbid,
lebih sulit lagi untuk menurunkan berat badan. Demikian situs Norgen
Health Indonesia, id.norgenhealth.com.
Cara
menghitung BMI, berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter) kuadrat.
Secara sederhana bisa dihitung, berat badan (kg) dibagi tinggi (m) dan
dibagi tinggi (m) lagi. Misal berat badan 72 kg, tinggi badan 160 cm.
Maka BMI = 72/1.6/1.6 = 28,125.
Operasi Bariatrik
Seiring
dengan baby boomers sejak 1960-an, Amerika Serikat berkembang pesat
melahirkan populasi obesitas dengan bentuk tubuh yang besar. Tidak hanya
merugikan orang yang kegemukan itu sendiri, juga membuat beban/biaya
sosial negara/pemerintah menjadi tinggi.
Selama ini,
cara menurunkan berat badan yang paling sering dilakukan adalah dengan
berolahraga dan mengatur pola makan. Tetapi, semuanya tidak dapat dengan
baik membantu menurunkan berat badan. Untuk membantu populasi “beban”
ini, operasi bariatrik mulai dikembangkan. Dimulai pada tahun 1960 di
Amerika Serikat, operasi bariatrik telah menjadi salah satu kontribusi
medis besar di akhir abad 20.
Sejak tahun 1970-an,
Jurnal Bedah di Amerika Utara selalu menerbitkan berbagai artikel yang
berkaitan dengan obesitas, menjelaskan, bagaimana operasi bariatrik
telah menjadi spesialisasi khusus dalam bedah umum. Teknologi ini
berkembang cepat. Jika tahun 1970-an operasi bariatrik hanya beberapa
puluh operasi di seluruh dunia (per tahun), kini sudah ratusan ribu
operasi bariatrik.
Tujuan operasi dalam pengobatan
pasien obesitas berat adalah mengatasi serangkaian sumber masalah yang
berkaitan dengan obesitas dan komplikasinya. Operasi bariatrik, menjadi
solusi pada pasien obesitas morbid serta komplikasi yang parah. Para
ahli sepakat, operasi bariatrik bukanlah untuk kecantikan, juga bukan
hanya untuk menurunkan sedikit angka BMI pasien.
Pengalaman membuktikan, operasi bariatrik untuk pasien diabetes dan obesitas terbukti sukses.
Asia Unggul
Dulunya,
dokter operasi bariatrik dianggap sebagai jenis yang berbeda dalam
departemen pembedahan. Sekarang sudah sangat jelas, dengan perkembangan
cara bedah lebih dari 50 tahun, membuktikan, cara pengobatan ini adalah
yang terbaik. Cara ini tidak hanya dapat mengobati obesitas morbid,
tetapi juga dapat mengobati penyakit yang berkaitan dengan obesitas,
meningkatkan kualitas hidup.
Ahli medis Asia memiliki
keunggulan bedah bariatrik dibandingkan orang Barat. Dulu, karena
perkembangan ekonomi dan kondisi pola makan yang sangat berbeda dengan
negara Barat, populasi orang gemuk di Asia jauh lebih sedikit
dibandingkan negara maju di Barat.
Tetapi dengan
perkembangan ekonomi yang pesat, dan pola makan yang mulai berubah,
makanan orang Asia semakin menyerupai makanan Barat, seperti makanan
berminyak, banyak garam, banyak gula, dan kurang berolahraga. Akibatnya,
populasi obesitas orang Asia pun mulai membengkak.
China
sebagai salah satu negara Asia yang berkembang dengan sangat pesat,
dalam 20 tahun terakhir juga mulai mengalami gangguan obesitas. Sebagai
jawaban konkret, operasi bariatrik mulai masuk ke China, dikembangkan
Prof Wu Liangping, menjadikannya sebagai pelopor operasi bariatrik di
China.
Prof Wu meneliti cara operasi, menciptakan
beberapa teknik operasi yang memberi hasil lebih bagus dan terbukti
lebih cocok untuk orang Asia. Prof Wu mengembangkan variasi cara operasi
yang lebih banyak (antara lain reversible, tidak memotong bagian
lambung dan usus).
Cara makan orang China juga mewarnai
teknik yang dikembangkan Prof Wu. Berbeda dengan orang Barat, orang
China menggunakan sumpit. Terbiasa menggunakan sumpit, memainkan peran
penting dalam operasi bariatrik dan metabolik ---- operasi minimal
invasif dengan laparoskopi. Ketepatan teknik dalam bedah dengan
laparoskopi, bagi orang China yang sudah biasa memakai sumpit akan lebih
mudah, ketimbang orang Barat yang biasa memakai garpu.
Agar lebih banyak orang bisa mendapatkan pengobatan, Prof Wu Liangping
bersama Norgen Health membawa teknik bariatrik ke Indonesia, mengedukasi
publik agar memahami operasi bariatrik, membantu orang obesitas agar
mendapat pengobatan tepat.
Masih Asing
Bagi
orang Indonesia, bedah bariatrik masih asing. Masih banyak yang tidak
mengetahui, apa itu bedah bariatrik. Sekitar 20 tahun lalu, kondisi di
China begitu juga, bariatrik masih asing. Sebagaimana pengalaman China,
meskipun belum dikenal luas, bukan berarti bedah bariatrik tidak bisa
berkembang di Indonesia. Banyaknya pasien obesitas yang memerlukan
solusi, akan mendorong perkembangan bariatrik.
Untuk
mendorong bedah bariatrik di Asia, Prof Wu Liangping setiap tahun selalu
berpartisipasi dalam pertukaran akademis berstandar internasional. Di
China, setiap tahun, banyak rumah sakit bertaraf 3A yang mengundang Prof
Wu Liangping untuk mendemonstrasikan operasi bariatrik dan memberi
kuliah, atau mengirim orang untuk belajar kepada Prof Wu.
Bagian
terpenting dalam bedah bariatrik adalah pengaturan pola hidup setelah
operasi. Bedah umum hanya melakukan operasi, menyelesaikan masalah
penyakit, setelah itu pasien dan dokter sudah jarang berhubungan. Dalam
bariatrik, operasi hanya titik awal kehidupan baru pasien. Setelah
operasi, pola makan dan kesehatan harus dipantau staf medis. Holistic
Care yang didorong kuat oleh Prof Wu Liangping, merupakan salah satu
inti bedah bariatrik.
Untuk pemasaran internasional
termasuk Indonesia, Tim Prof Wu Liangping (Asia-Pacific Bariatric &
Metabolic Surgery Center) bekerja sama dengan Norgen Healthcare
Internasional. (***)
Caption foto:
Hendra
(36) asal Ketapang (Kalimantan Barat), sebelum operasi Jumat 4 Maret
2016 oleh Norgen Healtcare di University of Guang Zhou of Chinese
Medicine, Guang Zhou (Tiongkok), berat tubuh 135 kg. Tanggal 21 April
2016, berat tubuhnya berkurang 25 kg menjadi 110 kg. "Dalam tiga bulan
mendatang target saya turun 30 kg," kata Hendra. (Ist)
Home »
» Operasi Bariatrik Sukses Sembuhkan Diabetes-Obesitas
Operasi Bariatrik Sukses Sembuhkan Diabetes-Obesitas
Written By Unknown on Selasa, 26 April 2016 | 09.12
Related Article
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi Globalaceh.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.